Oleh: Mariatul Qibtiyah H dan Nisma Lutfi Lalila
Thiwul
Ayu Mbok Sum terletak di Jalan Mangunan KM.4.5, RT.15,
Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55783, Indonesia. Daerah ini merupakan daerah pedesaan yang masih asri dengan banyaknya
pohon-pohon yang masih hijau dan udara yang sangat sejuk untuk dihirup.
Penduduk daerah sekitar kebanyak berprofesi sebagai penghasil kerajinan tangan
atau seni kriya yang kemudian di jual ke beberapa daerah di Indonesia, di Kedai
Mbok Sum juga terdapat kerajinan-kerajinan yang dititipkan oleh masyarakat
sekitar untuk di jual, barang kali ada pengunjung yang tertarik untuk membeli
saat mereka menikmati thiwul. Diantara kerajinan-kerajinan tersebut ada
barang-barang yang terbuat dari bambu dan kayu seperti tempat tissue, nampan untuk menghantarkan minuman, gantungan-guntungan kunci dan lain-lainnya. Daerah
Kedai Thiwul Ayu ini terkenal dengan wisata alamnya yang sangat indah yaitu Kebun
Buah Mangunan, Hutan Pinus Mangunan, Puncak Becici, Makam Raja-raja Imogiri dan lain-lain. Jalur menuju Kedai Thiwul Ayu ini juga
merupakan jalur utama menuju tempat-tempat wisata tersebut. Maka konsumennya sudah banyak, bukan hanya dari warga desa itu saja
melainkan dari berbagai daerah di Indonesia yang sedang berwisata ke
daerah Mangunan, Dlingo. Terlebih jika sedang dalam
liburan, konsumennya bisa mencapai angka dua ribu orang dalam satu hari.
Program usaha ini bisa dikatakan sangat menarik, karena
ketika orang-orang berfikir tentang membuat makanan yang aneh-aneh untuk dijual
agar banyak anak muda yang tertarik, namun Mbok Sum tetap ingin memperkenalkan makanan tradisional yang bisa dinikmati
oleh semua kalangan baik itu orang dewasa,
remaja dan juga anak-anak dengan mempertahankan dan mengenalkan makan
tradisional tersebut. Selain itu, beberapa tahun kemudian dibantu oleh anak dan
menantunya pada tahun 2014, Thiwul Ayu Mbok Sum memberikan inovasi-inovasi baru
pada thiwulnya, yaitu dengan menamambahkan beberapa toping seperti strawberry,
keju, coklat, dan yang jelas rasa original yang tak kalah enaknya walaupun hanya
dengan menggunakan gula jawa. Usaha ini juga diikutsertakan dalam berbagai
lomba tingkat daerah terlebih tingkat nasional, hingga akhirnya kedai thiwul
ayu ini dikenal hingga seluruh Indonesia.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.
Sejarah Perusahaan
(bagaimana awal mula muncul ide usaha?)
Usaha Thiwul Ayu Mbok Sum ini
sudah berdiri sejak tahun 1997 oleh Ibu Suminem, awal mula muncul ide untuk berjualan makanan tradisional ini hanya
berpikir dari hal yang sederhana, “Ingin menjual makanan tradisional karena
tinggal di daerah pedesaan.” Tak
disangka-sangka dari pemikiran sedehana ternyata thiwul ini banyak diminati
oleh banyak orang dan laku keras dari tahun 1997 sampai tahun modern ini yaitu
tahun 2016. Awalnya
kedai ini hanya menawarkan menu thiwul ayu saja, namun mulai dari bulan
Ramadhan kemarin mencoba menu baru yaitu Ayam Kampung goreng dan mendapat hasil
positif dari pengunjung karena ramai mengingat waktu itu merupakan musim libur
lebaran. Kedai Thiwul Ayu ini juga melayani catering dengan berbagai menu
pilihan.
Thiwul ayu ini dipatok dengan harga berkisar Rp 6000 untuk kemasan kecil
dan Rp 15000 untuk kemasan besar menggunakan cething yaitu tempat makanan dari
bambu khas dari daerah Dlingo.
2.
Perencanaan Usaha
(bagaimana pembuatan business plan?)
Rencana-rencana
Ibu Suminem dalam mengembangkan usaha ini adalah ingin membuka cabang dan juga
membentuk pembagian kerja yang jelas namun hal itu masih dalam proses rancangan
dengan dibantu oleh anak dan menantunya.
3.
Model Marketing
(bagaimana memasarkan, awal mula, sampai sekarang?)
Awal mula memasarkan pada saat pertama kali merintis hanya di rumah saja dengan pengunjung yang datang. “Ya di rumah yang sekarang
ini, namun dulu rumahnya belum seperti ini” Ujar Mbok Sum pemilik usaha Thiwul ini. Namun kemudian semakin berkembang, mulai
adanya yang memasarkan secara keliling. Awalnya hanya
keliling pun di daerah desa hingga akhirnya keliling ke daerah kota ke daerah
Condongcatur, Jalan Kaliurang dan sekitarnya. Dan sekarang ini para pelanggan
dapat menikmati thiwul di kedai yang sekarang lebih besar, tapi di samping itu tetap ada yang menjualnya
secara keliling dan juga bisa delivery.
4.
Tenaga Kerja
(bagaimana pengelola kegiatan, pembagian kerja, posisi staff: karyawan,
intrapreneur, entrepreneur, social entrepreneur)
Di Usaha ini belum adanya pembagian pengelola kegiatan, masih dalam
perancanaan. Untuk sementara dari dulu sampai sekarang sistim kerjanya yaitu
bekerja bersama-sama. Jumlah karyawan tetapnya ada 5 orang. Bila orderan sedang banyak seperti pada hari
libur hari raya atau hari libur sekolah, biasanya Ibu Suminem memperkerjakan
orang-orang disekitar rumahnya sebagai pegawai tambahan.
Ibu Suminem masih
terjun langsung di dapur bersama karyawan-karyawannya. Beliau tidak lepas
tangan dalam pembuatan thiwul ayu ini. Beliau termasuk enterpreneur karena tidak
bekerja pada orang lain. Beliau memiliki usaha sendiri dan mampu
mengembangkannya bersama dengan anak-anaknya.
BIOGRAFI OWNER
1.
Data pribadi secara
umum (yang diperkenan)
Pemilik dari Kedai Thiwul Ayu Mbok Sum
ini adalah Ibu Suminem. Beliau adalah generasi pertama perintis usaha ini. Beliau
memiliki 3 orang anak. Baru beberapa tahun belakangan ini usahanya tersebut
dikembangkan oleh anak ketiganya
dan menantunya yaitu Mbak Triati dan Mas Darmono. Mulai dari penambahan variasi
rasa dan topping thiwul dan mengikutsertakan
ke lomba-lomba daerah sampai tingkat nasional.
2.
Motivasi usaha
(mengapa memilih usaha tersebut?)
Ingin melestarikan makanan tradisional
yaitu thiwul ayu. Ibu Suminem tidak mendapatkan bakat berwirausaha dari
orangtuanya, namun beliau berinisiasi sendiri untuk berwirausaha jajanan thiwul
ayu ini agar makanan tradisional ini tetap lestari dan tidak dilupakan karena
merupakan ciri khas makanan daerah dataran tinggi seperti di Dlingo ini.
Disamping itu juga jajanan thiwul ayu ini bisa dijadikan camilan serta oleh-oleh bagi
para pengunjung yang berwisata
ke daerah wisata Mangunan, Dlingo ini.
3.
Prestasi yang pernah
diraih (dalam usaha tersebut)
Diantara prestasi yang pernah diraih
oleh Kedai Thiwul Ayu Mbok Sum ini adalah Juara I Pelopor Muda
di Bidang Pangan
tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
lalu melaju ke tingkat nasional dan meraih Juara
I Pelopor Muda di Bidang Pangan tingkat Nasional pada tahun 2014.
Kedai Thiwul ini juga pernah dikunjungi oleh Farah Quinn pada tahun 2011 dan
juga KPH Wiranegara yaitu Pengageng
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Serta pernah
dikunjungi oleh acara tv Laptop Si Unyil pada tahun 2013 untuk syuting tentang
Thiwul Ayu ini untuk beberapa hari dan disiarkan di TV Nasional pada 20 Januari 2014.
Tv issa pun juga pernah meliput tentang Kedai Thiwul Ayu ini yaitu ADI TV.
4.
Menyikapi
Keberhasilan Usaha (secara psikologis, pengusaha itu menyenangkan, kapan, di mana, dan
bagaimana menyikapinya?)
Ibu Suminem ingin menjadi lebih baik lagi dalam mengembangkan usahanya. Dengan
keberhasilan yang telah dicapai sekarang ini, beliau berkeingina untuk membuka cabang namun niat tersebut
diurungkan karena adanya pedagang keliling. Beliau menghargai para pedagang
keliling yang mengambil barang ditempatnya.
5.
Menyikapi Kendala
Usaha (kendala-kendala usaha, tetapi usahakan lebih ke bagaimana motivasi untuk
menyikapinya!
Selama usaha ini berdiri, belum ada kendala yang
terlalu berat. Bila ada pun hanya hal kecil yang masih bisa dihadapi dan
ditanggung. Diantara kendala-kendala yang sering
dialami dalam usaha ini adalah sering kesulitan mendapatkan tepung singkong
(gaplek) pada saat musim hujan serta naiknya harga kelapa dari pemasok. Hal
itu terjadi hanya sementara dan tidak terjadi tiap tahun. Paling parah terjadi
pada tahun 2013, sampai-sampai terpikir untuk tidak memproduksi thiwul untuk
sementara. Untuk menyikapi hal tersebut, Ibu Suminem
menyikapinya dengan cara mengurangi permintaan kelapa dari pemasok issal
biasanya meminta 70 butir menjadi 40 butir saja namun tidak mengurangi porsi
kelapa dalam pembuatan thiwul ayunya. Dalam hal tepung, beliau menyikapinya
dengan cara bijak dalam menggunakan tepung singkongnya.
KESIMPULAN
Usaha Thiwul Ayu
Mbok Sum ini didirikan sejak tahun 1997 oleh Ibu Suminem sang pemilik usaha
ini. Berawal dari ide yang sangat sederhana yaitu ingin menjual sesuatu yang
dapat dimakan dan sekarang telah menjadi usaha yang sangat sukses dan terkenal.
Berada di daerah wisata Mangunan, Dlingo, usaha ini semakin strategis karena
merupakan jalur utama menuju daerah wisata yang ada di Mangunan. Walaupun
pembagian staffnya yang belum tertata, namun sistem kerjanya berjalan dengan
baik. Beliau juga memperkerjakan masyarakat sekitar rumahnya untuk memasarkan
dagangannya dengan berkeliling ke penjuru daerah Yogyakarta dengan niat
membantu masyarakat sekitar agar mereka mempunyai penghasilan. Di kedai ini,
juga terdapat kerajinan-kerajinan tangan dari bambu dan kayu hasil titipan oleh
para pengrajin daerah Mangunan, Dlingo.
Tidak terlalu
banyak kendala yang berarti yang dialami oleh Ibu Suminem dalam menjalankan
usaha ini, hanya saja kadang-kadang kesulitan dalam mencari bahan baku pada
saat-saat tertentu. Beliau juga berkeinginan untuk membuka cabang namun beliau
menghargai para pedagang keliling yang bekerja pada beliau dan menunda
keinginan tersebut.
Usaha ini tidak
hanya dijalankan oleh Ibu Suminem sendiri, namun juga dikembangkan oleh anak
ketiganya dan menantunya. Seiring berjalannya waktu, usaha ini semakin dikenal oleh
masyarakat penjuru Indonesia karena ada kunjungan dari acara-acara televisi
seperti Laptop si Unyil dari Trans7, kunjungan oleh host kuliner terkenal
sekaligus chef Farah Quinn, KPH Wiranegara, juga oleh tv-tv lokal seperti ADI
TV.
Dengan pemikiran
sederhana, kita dapat menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa. Seperti yang
dilakukan oleh Ibu Suminem. Asal kita gigih dan bekerja keras pasti usaha akan
menjadi besar dan sukses.
0 comments:
Post a Comment